A short horror novel adapted to Chinese students. Will they survive the internship?
Simplified Chinese
「啊啊啊啊啊啊!」委滴雅大喊大叫。
「对不起,对不起!吓到你们了!」
他们终于能看清楚。有个男生,大概40岁。脸孔平静,胡须厚厚,穿着传统衣服,他看起来好像等我们很久了。
阿雨认识他。
「啊,普拉博先生,您好!同学们,他是我们的村长,普拉博先生。普拉博先生,他们是我的同学。我们是来这里实习的。」
普拉博先生介绍了自己,也介绍了村子的历史。在他讲故事的时候,委滴雅问普拉博先生,为什么村子要这么偏僻。普拉博先生哈哈笑。
「什么偏僻?村子不是只离马路30分钟吗?」
委滴雅脸上困惑。她的朋友都看着她,感觉她的问题很奇怪。
「妳可能累了。来,我带你们去你们住的地方吧。」
在路上,阿雨问委滴雅:「妳是什么意思啊?妳让我很不好意思。」
从这里开始,委滴雅感到有问题了。
—
男人住的地方是个小屋。这小屋以前是个小诊所。虽然地面没有铺瓷砖,但里面已经有几张床垫了。女人们都住在一个居民的房间。
房间里,委滴雅疑惑。普拉博先生为什么这么回答?她真的觉得,坐在摩托车上一个小时多了。
「阿雨,我们坐摩托车的时候,你有听到甘美兰的声音吗?」
「应该是有婚礼吧?」
努尔听到了她们的对话,惊恐地看着委滴雅。
「委滴雅,阿雨,这里附近不可能还会有别的村子,也不可能会有婚礼。据说如果有听到甘美兰的声音,那就代表坏事了。」
—
阿雨听完之后,就生气了。
「努尔,你不要乱讲。我们上次来这里观察过了。还没到一天你都已经胡扯乱讲了。」阿雨离开了委滴雅和努尔。
努尔接着说:「委滴雅,我也有听到甘美兰的声音。」
「但是,除了甘美兰的声音以外,我也还看到有人在路上跳舞。」
「哈?真的吗?」委滴雅惊讶,不相信努尔说的话。
努尔看着委滴雅,她的眼泪掉了下来。委滴雅抱着她,安慰她。
「你放心。我们不会有什么事的。」
「我们不要告诉别人吧。如果村子人听到,那就很不好意思了。我们也只是这村子的客人。」
努尔点头,不想回答委滴雅的话。
Traditional Chinese
「啊啊啊啊啊啊!」委滴雅大喊大叫。
「對不起,對不起!嚇到你們了!」
他們終於能看清楚。有個男生,大概40歲。臉孔平靜,鬍鬚厚厚,穿著傳統衣服,他看起來好像等我們很久了。
阿雨認識他。
「啊,普拉博先生,您好!同學們,他是我們的村長,普拉博先生。普拉博先生,他們是我的同學。我們是來這裡實習的。」
普拉博先生介紹了自己,也介紹了村子的歷史。在他講故事的時候,委滴雅問普拉博先生,為什麼村子要這麼偏僻。普拉博先生哈哈笑。
「什麼偏僻?村子不是只離馬路30分鐘嗎?」
委滴雅臉上困惑。她的朋友都看著她,感覺她的問題很奇怪。
「妳可能累了。來,我帶你們去你們住的地方吧。」
在路上,阿雨問委滴雅:「妳是什麼意思啊?妳讓我很不好意思。」
從這裡開始,委滴雅感到有問題了。
—
男人住的地方是個小屋。這小屋以前是個小診所。雖然地面沒有鋪瓷磚,但裡面已經有幾張床墊了。女人們都住在一個居民的房間。
房間裡,委滴雅疑惑。普拉博先生為什麼這麼回答?她真的覺得,坐在摩托車上一個小時多了。
「阿雨,我們坐摩托車的時候,你有聽到甘美蘭的聲音嗎?」
「應該是有婚禮吧?」
努爾聽到了她們的對話,驚恐地看著委滴雅。
「委滴雅,阿雨,這裡附近不可能還會有別的村子,也不可能會有婚禮。據說如果有聽到甘美蘭的聲音,那就代表壞事了。」
—
阿雨聽完之後,就生氣了。
「努爾,你不要亂講。我們上次來這裡觀察過了。還沒到一天你都已經胡扯亂講了。」阿雨離開了委滴雅和努爾。
努爾接著說:「委滴雅,我也有聽到甘美蘭的聲音。」
「但是,除了甘美蘭的聲音以外,我也還看到有人在路上跳舞。」
「哈?真的嗎?」委滴雅驚訝,不相信努爾說的話。
努爾看著委滴雅,她的眼淚掉了下來。委滴雅抱著她,安慰她。
「你放心。我們不會有什麼事的。」
「我們不要告訴別人吧。如果村子人聽到,那就很不好意思了。我們也只是這村子的客人。」
努爾點頭,不想回答委滴雅的話。
(Audio is not available, in order to keep the ambiance of the whole story)
This article is presented to you by Superexcellence Chinese Education, a Chinese Language Center located in Harbin, China. You can study Chinese with the native teachers in the native environment here, all for your rapid improvement in Chinese! Click here for more information (tell them that you are from CRG, to get 10% discount)
English Translation
“Aaaaaaaah!” Widya screamed out loud.
“I am sorry, I am sorry! I scared you!”
They could finally see clearly. There was a man, probably around 40 years old. Calm face, a thick beard, wearing traditional clothing, he looked like as if he had been waiting for us for a long time.
Ayu knew him.
“Oh, mister Prabu, how are you! Classmates, this is our village chief. Mister Prabu, these are my classmates. We have come here for internship.”
Mister Prabu introduced himself, and he also introduced the history of the village. When he was telling the story, Widya asked him, why the village was so remote. Mister Prabu laughed out loud.
“Remote? Isn’t the village only 30 minutes away from the road?”
Widya got a bewildered expression on her face. Her friends all looked at her, and thought her question was weird.
“Maybe she is tired. Come, I will take you to your accommodation.”
On the way, Ayu asked Widya: “What do you mean? You make us feel ashamed.”
From here one, Widya started to feel like there is a problem.
—
The male accommodation was a small hut. This hut used to be a clinic. Even if the floor didn’t have tiles, there was already some mattresses. The girls would all stay in a room of a villager.
In the room, Widya got suspicious. Why had mister Prabu answered her like that? She really thought, it took over one hour by motorcycle.
“Ayu, when we were on the motorbikes, did you hear the sound of gamelan?”
“There must have been a wedding, right?”
Noor heard their conversation, and looked frightened at Widya.
“Widya, Ayu, there cannot be another village here in the vicinity, so there couldn’t have been a wedding. It’s said that if you hear the sound of gamelan, it’s an omen for something bad.”
—
After Ayu had heard her, she got angry.
“Noor, don’t talk nonsense. Last time we came here, we did research. We haven’t been here for a day, and you already start to talk nonsense.” Ayu left Widya and Noor.
Noor continued: “Widya, I also heard the sound of gamelan.”
“But, apart from the sound of gamelan, I also saw people dancing on the road.”
“What? Really?” Widya was surprised, she didn’t believe what Noor was saying.
Noor was looking at Widya, tears were falling from her eyes. Widya hugged her and comforted her.
“Relax. Nothing will happen to us.”
“Let’s not tell anyone else. If the villagers here about it, it will be very embarrassing. We are only guests in this village.”
Noor nodded, she didn’t want to answer what Widya had said.
Indonesia Translation
“Aaaaaaaa!” Widya menjerit keras.
“Maaf, maaf! Saya mengagetkan kalian! ”
Mereka akhirnya dapat melihat dengan jelas. Ada seorang lelaki, umurnya kira-kira 40 tahun. Wajahnya tenang, jenggotnya tebal, dan mengenakan pakaian tradisional, dia tampaknya sudah lama menunggu kami.
Ayu mengenalnya.
“Oh, Pak Prabu, apa kabar? Teman-teman, ini kepala desa kita. Pak Prabu, ini teman sekelas saya. Kami datang ke sini untuk KKN.”
Pak Prabu memperkenalkan dirinya, dan dia juga memperkenalkan sejarah desa. Ketika ia menceritakan kisah itu, Widya bertanya kepadanya, mengapa desa itu begitu terpencil. Pak Prabu tertawa terbahak-bahak.
“Terpencil? Bukankah desa hanya berjarak 30 menit dari jalan utama?”
Wajah Widya bingung. Teman-temannya memandangnya, dan menganggap pertanyaannya aneh.
“Mungkin kamu lelah. Ayo, saya antarkan ke tempat tinggal kalian.”
Dalam perjalanan, Ayu bertanya kepada Widya: “Apa maksudmu? Kamu bikin ga enak hati saja.”
Dari sini, Widya mulai merasa ada yang aneh.
—
Tempat tinggal para lelaki ini adalah sebuah gubuk kecil. Gubuk ini dulunya adalah klinik. Walaupun lantai ini tidak berubin, akan tetapi sudah ada beberapa kasur. Untuk para perempuan, mereka semua akan tinggal di kamar seorang penduduk desa.
Di kamar, Widya curiga. Mengapa Pak Prabu menjawabnya seperti itu? Dia benar-benar merasa, telah naik motor lebih dari satu jam.
“Ayu, pas kita lagi naik motor, kamu ada dengar suara gamelan tidak?”
“Mungkin ada yang nikahan?”
Nur mendengar percakapan mereka, dan menatap Widya dengan ketakutan.
“Widya, Ayu, tidak mungkin ada desa lain di sekitar sini, jadi tidak mungkin ada yang nikahan. Katanya, kalau kita mendengar suara gamelan, itu adalah pertanda buruk.”
—
Ayu yang mendengarnya, menjadi marah.
“Nur, jangan ngawur. Kita sudah melakukan observasi sebelumnya. Kita di sini belum sehari, tapi kamu sudah mulai ngawur. “Ayu pun meninggalkan Widya dan Nur.
Nur melanjutkan: “Widya, aku juga mendengar suara gamelan.”
“Tapi, selain suara gamelan, aku juga melihat ada orang yang menari di jalan.”
“Hah? Beneran? ”Widya terkejut, dia tidak percaya dengan apa yang dikatakan Nur.
Nur menatap Widya, air mata menetes dari matanya. Widya memeluknya dan menghiburnya.
“Tenang. Tidak akan ada masalah apa-apa kok.”
“Jangan kasih tau orang lain ya. Jika penduduk desa di sini mendengar tentang hal itu, itu akan sangat tidak mengenakkan. Kita ini hanya tamu di desa ini.”
Nur mengangguk, tidak ingin menjawab perkataan Widya.
Photo source here.